Sejarah Kangen Band
Sejarah kangen band bermula dari kisah persahabatan personil
kangen band yang sering nongkrong bareng.
Promotor kangen band adalah dhody yang punya keinginan membentuk sebuah band
beraliran melayu.
Dhody pun mengajak temen-temen tongkrongan nya buat maen band dan membawakan
lagu-lagu ciptaan dhody.
Itulah titik mula terbentuk na sejarah kangen band.
Lagu-lagu dhodie mempunyai karakter yang kuat dan mudah dihafal.
Kangen band pun membuat demo dan dikirim in ke radio-radio sekitar Lampung.
Personil kangen band yang percaya kalau karya na bisa diterima masyarakat terus
berjuang memprosikan band na itu dengan cara mengikuti ajang festifal-festifal
daerah sekitar lampung.
Lampung pun bergema.
Nama kangen band semakin melambung ditanah lampung.
Nama kangen band pun sampai juga kedaerah2 sekitar lampung terutama jakarta
dll.
Dhody n' friend pun langsung gembira klo karyanya bisa
diterima masyarakat luas.
Dengan penuh semangat kangen band pun semakin berjuang untuk promosi
lagu-lagunya.
Dengan sering na kangen band manggung maka banyak pula yang bajak lagu-lagunya
kangen band.
Lagunya kangen band sering didengar dimana-mana.
Diradio-radio,mall,swalayan,pasar,dll.
Hasil karya kangen banyak yang dibajak.
Kemudian kangen band pun ditawari rekaman di major label warner music indonesia
( wmi ).
Sebuah rumah produksi rekaman besar di indonesia itu semakin melambungkan nama
dari kangen band.
Kangen band pun berubah dratis.
Kehidupan personil kangen band semakin mapan. Yang biasa na dodhy bekerja
sebagai kuli bangunan sekarang sudah jadi musisi indonesia yang diperhitungkan.
Andika sang vokalis pernah jualan es cendol keliling itu sekarang sudah punya
mobil honda jazz (kalo minta cendol sama dia aja gan , mungkin dia udah ISO
.
Tama (gitaris) pernah berjualan sandal jepit.
Lim (drum) pernah bekerja dibengkel.
Izzy keyboard semakin cerah menatap masa depan na.
Bebe (bassist) dulunya berjualan nasi uduk.
Kehidupan kangen band pun berubah dratis. Dengan kerja keras na yang penuh
perjuangan,
pengorbanan akhir na kangen band mendapatkan hasil yang memuaskan. Nama kangen
band pun mulai diperhitungkan dimusik indonesia.
Pencapain terbesar kangen band mengikuti konser super band dimalam pergantian
tahun 2009 kemarin. Kangen band disejajarkan oleh 3 band papan atas indonesia
yaitu peterpan,ungu,dan changcuters.
Acara superband itu dihadiri puluhan ribu orang yang memadati area ancol pada
malam tahun baru itu.
Sukses na album ke 1 dan ke 2 membuat kangen band tahun 2009
ni mo ngeluarin album barunya. Kata dhody album ke 3 na ini ada sedikit lagu
yang ngerock.
Tapi kebanyakan masih beraliran melayu. Katanya dhody masih pengen cari
setoran. Musik indonesia sekarang kebanyakan yang slow. Yang rock kurang
diminati kata dhody.
Mudah-mudahan album baru kangen band cepat keluar buat ngedobrak pasar musik
indonesia lagi. Kangen band termasuk band yang produktif.
Baru beberapa tahun ja kangen band hampir mengeluarkan 3 lagu. Ya ga mustahilah
karena kata dhodie di acara dorce show mengatakan kalau dodhy mempunyai ciptaan
lagu sekitar 900 lagu. Sedangkan yang baru dikeluarkan sekitar 70 lagu .
Sangat luar biasa selain jago maen gitar juga bisa nyiptain banyak lagu.
Lagu-lagunya dhody mudah dicerna,mudah dihafal. Buktinya anak kecil umur 3 thn
banyak yang hafal lagu-lagunya kangen band. Pengamen2 pun banyak yang
menyanyikan lagunya kangen band kaya yolanda,selingkuh,cinta yang sempurna,dll.
Bagi yang ngefans berat ma kangen band bisa hubungi gw buat sharing. Gw rencana
na pengen buat fans club na kangen band tp gw belum terwujud. Kangen band
adalah musik indonesia banget.
Dengan kerja keras pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan pula. Hidup
kangen band. Maju terus kangen band.
Kangen band mempunyai sejarah yang asik buat pedoman kita semua. Banyak yang
harus diambil dr sejarah kangen band. Misal na perjuangan na, pengorbanan
na,semangat na yang perlu ditiru.
Walaupun kangen band mempunyai sejarah yang terjal tapi personil kangen band
mendapatkan hasil yang memuaskan. Namanya sejarah itu pasti penuh perjuangan.
Akhir
akhir ini Kangen Band semakin diguncang prahara setelah sebuah
lagu
berirama rap beredar yang isinya cacian dan makian kepada band asal Lampung
ini.
Kita semua tahu bahwa banyak yang tidak suka dengan musik maupun penampilan
band ini tetapi lebih banyak lagi yang suka. Itu soal biasa, suka dan tidak
suka tapi kenapa yang ini jadi lain dan mulai memprihatinkan.
Sebelum lebih jauh lagi mari kita lihat dulu sejarahnya Kangen Band ini.
Berasal dari Lampung dan digawangi oleh personel yang katanya berasal dari kaum
marginal. Sekitar September 2006 rekaman album bajakannya beredar luas dan
mengalahkan penjualan bajakan dari band yang sudah besar seperti Peterpan.
Oleh pelaku industri rekaman band ini diperlakukan sama dengan band top
lainnya. Musiknya masuk rekaman dibawah major label, dibuatkan video klip,
masuk TV, digelar
show show bahkan pernah jadi bintang tamu acara
talkshow
populer Empat Mata.
Naluri bisnis para pelaku industri rekaman ini tidak meleset. Penjualan
kasetnya laris manis hingga kini sudah mencapai 500 ribu
copy lebih.
Tentu pelaku bisnis senang, Kangen Band dan kru juga ikut senang. Apakah semua
orang senang? Ternyata tidak.
Bagi orang orang yang mengatasnamakan bisnis tidak ada yang salah dengan
Kangen Band. Tapi bagi kaum musisi terutama dari
genre pop fenomena
ini justru suatu langkah mundur buat musik Indonesia. Menurut kalangan musisi
dan penikmat musik pop yang berkeberatan: musikalitas dari Kangen Band kurang
greget dan menurunkan kualitas musik Indonesia khususnya pop.
Sampai disini kita bisa lihat ada dua kubu yang berseberangan yakni kubu pro
dari Industri musik dan Kangen Band sendiri kemudian kubu kontra dari kalangan
musisi. Sementara itu ada satu kubu walaupun sedikit banyak punya keberpihakan
tapi pada dasarnya mereka ini netral yaitu pendengar musik pop pada umumnya.
Para pelaku industri musik jelas kepentingannya adalah bisnis yang tanggung
jawabnya adalah mencari keuntungan sedangkan para musisi kepentingannya adalah
musikalitas itu sendiri yang tanggung jawabnya adalah memajukan khazanah musik
Indonesia.
Kaum musisi berkeberatan kualitas musik Indonesia dikorbankan demi untuk
keuntungan bisnis. Mereka merasa dilecehkan apalagi melihat
Kangen Band mulai menuai Award.
Kalau hanya sampai disini masih akan terasa normatif saja pertentangan ini.
Kenyataannya para penikmat musik yang “netral” itu menunjukan perilaku yang
membuat pelaku bisnis bereaksi secara alamiah untuk mencari keuntungan. Keadaan
ini membuat pertentangan semakin panas dan memicu aksi beberapa kaum kontra
yang mulai gerah dan tidak tahan.
Saya teringat beberapa tahun yang lalu terjadi polemik nasional pada musik
dangdut yang menampilkan fenomena
Idul
Daratista dengan goyang ngebornya yang kontroversial itu. Kubu yang
menentang adalah
Rhoma Irama dkk. Pada awalnya Inul tidak terlalu menarik
simpati karena musikalitasnya bagi para penikmat dangdut juga tidak terlalu
menarik dan memang sampai sekarang tidak ada singlenya yang melekat dihati penikmat
dangdut selain goyang ngebornya itu.
Tapi karena Rhoma Irama sebagai pemimpin kaum kontra Goyang Ngebor yang
bertindak terlampau demonstratif membuat simpati penikmat musik yang “netral”
dan sangat
fluid itu menjadi berubah. Yang semula biasa biasa saja
menjadi pro Inul karena bersimpati dengan figur yang teraniaya.
Bahkan saking dahsyatnya fenomena Inul itu sampai melibatkan penikmat musik
dari
genre yang lain selain dangdut. Banyak penikmat musik pop yang
mengaku bahwa sebelumnya mereka tidak suka dangdut tapi setelah melihat Inul
mereka jadi suka dangdut. Sungguh dahsyat dan bukan tidak mungkin perilaku yang
sama juga terjadi pada fenomena Kangen Band kali ini, artinya dulu orang yang
tidak terlalu suka akhirnya menjadi suka karena simpati.
Perlu diwaspadai untuk tidak bertindak berlebihan hingga bisa menimbulkan
kesan Kangen Band teraniaya. Beredarnya musik rap yang penuh cacian dan makian
terhadap Kangen Band sungguh suatu tindakan yang kontra produktif. Itu akan
mengundang reaksi simpati kepada Kangen Band yang bisa membutakan kenyataan
bahwa musikalitas Kangen Band memang kurang memiliki greget.
Orang orang yang bersimpati akan mendengar musik Kangen Band dengan semangat
apologetic. Kalau sudah demikian maka sulit sekali menempatkan duduk
persoalannya pada tempat yang benar.
Saya sendiri tidak suka dengan musik Kangen Band tapi itu bukan alasan untuk
membenarkan saya mencaci maki mereka. Santai sajalah kalau memang tidak suka.
Bagi saya Kangen Band bukan harga mati, siapa tahu mereka berubah bisa bikin
musik lebih baik lagi.
Sudah sejauh ini saya masih belum masuk ke subtansi permasalahan kenapa
Kangen Band disukai dan tidak disukai. Itu (selera musik) merupakan misteri.
Bagaimana selera penikmat musik Indonesia tidak bisa didefinisikan tapi bisa
diarahkan seperti yang kita lihat berikut ini.
Ketika tahun 80an dimana ada musik berkualitas seperti Fariz RM, Dian
Pramana Putra, Vina Panduwinata, Iwan Fals, atau Chrisye tapi juga ada musik
yang kurang berkualitas seperti musiknya RH, OM, TJP, AP… ah tidak usahlah saya
sebutkan namanya, tidak enak.
Era 90an musik musik yang kurang berkualitas mulai tenggelam dan perhatian
mulai ke musisi muda yang berbakat dan menghasilkan musik yang bagus seperti
Kla Project, Kahitna, Slank, Dewa19, PADI dst.
Apalagi kemudian era 2000an dimana banyak sekali musisi musisi muda berbakat
lahir seperti The Groove, Sheila On 7, Ungu, Samsons, Peterpan, Maliq &
d’esential dll.
Usaha yang dilakukan oleh para musisi senior dan praktisi musik seperti
wartawan, pengamat, kritisi, radio, televisi dan bahkan pemerintah dalam
memberi ruang dan motivasi bagi musisi muda untuk menghasilkan karya yang
berkualitas terasa membawa hasil.
Yang ingin saya sampaikan adalah penikmat musik itu memiliki selera yang
liar dan tak bisa didefisinikan karena dia senantiasa berubah. Adalah tugas
praktisi musik untuk mengarahkan ke arah yang lebih maju dan berkualitas.
Kini setelah hasil dari sekian dekade tanda tanda ke arah yang lebih baik
mendapat tantangan dari keadaan itu sendiri. Mulai dari
ancaman ambruknya industri rekaman sampai pada ingin mencapai
sukses secara instant dari musisi muda dengan mengikuti berbagai macam kontes
yang tidak kredibel ditelevisi itu.
Ini semua ancaman bagi perkembangan musik Indonesia. Perusakanya seperti
efek domino. Bajakan dimana mana membuat major label mudah melihat mana musik
yang digemari dan mana musik yang kurang digemari terlepas dari apakah musik
itu berkualitas atau tidak.
Kita tidak bisa menyalahkan publik penikmat musik dengan alasan memang
selera mereka begitu karena sekali lagi selera musik itu bersifat bebas, tidak
bisa ditetapkan dan tidak boleh dibiarkan lari kearah yang lebih rendah. Adalah
tanggung jawab kita semua untuk membentuk selera musik masyarakat Indonesia
kearah yang lebih berkualitas.
Itulah sebabnya saya memahami para Music Director radio radio di Jakarta
yang mengeluarkan maklumat bahwa stasiun radio mereka tidak dapat memutar lagu
lagu Kangen Band.