Jumat, 22 Juni 2012

kangen band


Sejarah Kangen Band 


Sejarah kangen band bermula dari kisah persahabatan personil kangen band yang sering nongkrong bareng.
Promotor kangen band adalah dhody yang punya keinginan membentuk sebuah band beraliran melayu.
Dhody pun mengajak temen-temen tongkrongan nya buat maen band dan membawakan lagu-lagu ciptaan dhody.
Itulah titik mula terbentuk na sejarah kangen band.
Lagu-lagu dhodie mempunyai karakter yang kuat dan mudah dihafal.
Kangen band pun membuat demo dan dikirim in ke radio-radio sekitar Lampung.
Personil kangen band yang percaya kalau karya na bisa diterima masyarakat terus berjuang memprosikan band na itu dengan cara mengikuti ajang festifal-festifal daerah sekitar lampung.
Lampung pun bergema.
Nama kangen band semakin melambung ditanah lampung.
Nama kangen band pun sampai juga kedaerah2 sekitar lampung terutama jakarta dll.
Dhody n' friend pun langsung gembira klo karyanya bisa diterima masyarakat luas.
Dengan penuh semangat kangen band pun semakin berjuang untuk promosi lagu-lagunya.
Dengan sering na kangen band manggung maka banyak pula yang bajak lagu-lagunya kangen band.
Lagunya kangen band sering didengar dimana-mana. Diradio-radio,mall,swalayan,pasar,dll.
Hasil karya kangen banyak yang dibajak.
Kemudian kangen band pun ditawari rekaman di major label warner music indonesia ( wmi ).
Sebuah rumah produksi rekaman besar di indonesia itu semakin melambungkan nama dari kangen band.
Kangen band pun berubah dratis.
Kehidupan personil kangen band semakin mapan. Yang biasa na dodhy bekerja sebagai kuli bangunan sekarang sudah jadi musisi indonesia yang diperhitungkan.
Andika sang vokalis pernah jualan es cendol keliling itu sekarang sudah punya mobil honda jazz (kalo minta cendol sama dia aja gan , mungkin dia udah ISO .
Tama (gitaris) pernah berjualan sandal jepit.
Lim (drum) pernah bekerja dibengkel.
Izzy keyboard semakin cerah menatap masa depan na.
Bebe (bassist) dulunya berjualan nasi uduk.
Kehidupan kangen band pun berubah dratis. Dengan kerja keras na yang penuh perjuangan,
pengorbanan akhir na kangen band mendapatkan hasil yang memuaskan. Nama kangen band pun mulai diperhitungkan dimusik indonesia.
Pencapain terbesar kangen band mengikuti konser super band dimalam pergantian tahun 2009 kemarin. Kangen band disejajarkan oleh 3 band papan atas indonesia yaitu peterpan,ungu,dan changcuters.
Acara superband itu dihadiri puluhan ribu orang yang memadati area ancol pada malam tahun baru itu.
Sukses na album ke 1 dan ke 2 membuat kangen band tahun 2009 ni mo ngeluarin album barunya. Kata dhody album ke 3 na ini ada sedikit lagu yang ngerock.
Tapi kebanyakan masih beraliran melayu. Katanya dhody masih pengen cari setoran. Musik indonesia sekarang kebanyakan yang slow. Yang rock kurang diminati kata dhody.
Mudah-mudahan album baru kangen band cepat keluar buat ngedobrak pasar musik indonesia lagi. Kangen band termasuk band yang produktif.
Baru beberapa tahun ja kangen band hampir mengeluarkan 3 lagu. Ya ga mustahilah karena kata dhodie di acara dorce show mengatakan kalau dodhy mempunyai ciptaan lagu sekitar 900 lagu. Sedangkan yang baru dikeluarkan sekitar 70 lagu .
Sangat luar biasa selain jago maen gitar juga bisa nyiptain banyak lagu. Lagu-lagunya dhody mudah dicerna,mudah dihafal. Buktinya anak kecil umur 3 thn banyak yang hafal lagu-lagunya kangen band. Pengamen2 pun banyak yang menyanyikan lagunya kangen band kaya yolanda,selingkuh,cinta yang sempurna,dll.
Bagi yang ngefans berat ma kangen band bisa hubungi gw buat sharing. Gw rencana na pengen buat fans club na kangen band tp gw belum terwujud. Kangen band adalah musik indonesia banget.
Dengan kerja keras pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan pula. Hidup kangen band. Maju terus kangen band.
Kangen band mempunyai sejarah yang asik buat pedoman kita semua. Banyak yang harus diambil dr sejarah kangen band. Misal na perjuangan na, pengorbanan na,semangat na yang perlu ditiru.
Walaupun kangen band mempunyai sejarah yang terjal tapi personil kangen band mendapatkan hasil yang memuaskan. Namanya sejarah itu pasti penuh perjuangan.

Akhir akhir ini Kangen Band semakin diguncang prahara setelah sebuah lagu berirama rap beredar yang isinya cacian dan makian kepada band asal Lampung ini.
Kita semua tahu bahwa banyak yang tidak suka dengan musik maupun penampilan band ini tetapi lebih banyak lagi yang suka. Itu soal biasa, suka dan tidak suka tapi kenapa yang ini jadi lain dan mulai memprihatinkan.
Sebelum lebih jauh lagi mari kita lihat dulu sejarahnya Kangen Band ini. Berasal dari Lampung dan digawangi oleh personel yang katanya berasal dari kaum marginal. Sekitar September 2006 rekaman album bajakannya beredar luas dan mengalahkan penjualan bajakan dari band yang sudah besar seperti Peterpan.
Oleh pelaku industri rekaman band ini diperlakukan sama dengan band top lainnya. Musiknya masuk rekaman dibawah major label, dibuatkan video klip, masuk TV, digelar show show bahkan pernah jadi bintang tamu acara talkshow populer Empat Mata.
Naluri bisnis para pelaku industri rekaman ini tidak meleset. Penjualan kasetnya laris manis hingga kini sudah mencapai 500 ribu copy lebih. Tentu pelaku bisnis senang, Kangen Band dan kru juga ikut senang. Apakah semua orang senang? Ternyata tidak.
Bagi orang orang yang mengatasnamakan bisnis tidak ada yang salah dengan Kangen Band. Tapi bagi kaum musisi terutama dari genre pop fenomena ini justru suatu langkah mundur buat musik Indonesia. Menurut kalangan musisi dan penikmat musik pop yang berkeberatan: musikalitas dari Kangen Band kurang greget dan menurunkan kualitas musik Indonesia khususnya pop.
Sampai disini kita bisa lihat ada dua kubu yang berseberangan yakni kubu pro dari Industri musik dan Kangen Band sendiri kemudian kubu kontra dari kalangan musisi. Sementara itu ada satu kubu walaupun sedikit banyak punya keberpihakan tapi pada dasarnya mereka ini netral yaitu pendengar musik pop pada umumnya.
Para pelaku industri musik jelas kepentingannya adalah bisnis yang tanggung jawabnya adalah mencari keuntungan sedangkan para musisi kepentingannya adalah musikalitas itu sendiri yang tanggung jawabnya adalah memajukan khazanah musik Indonesia.
Kaum musisi berkeberatan kualitas musik Indonesia dikorbankan demi untuk keuntungan bisnis. Mereka merasa dilecehkan apalagi melihat Kangen Band mulai menuai Award.
Kalau hanya sampai disini masih akan terasa normatif saja pertentangan ini. Kenyataannya para penikmat musik yang “netral” itu menunjukan perilaku yang membuat pelaku bisnis bereaksi secara alamiah untuk mencari keuntungan. Keadaan ini membuat pertentangan semakin panas dan memicu aksi beberapa kaum kontra yang mulai gerah dan tidak tahan.
Saya teringat beberapa tahun yang lalu terjadi polemik nasional pada musik dangdut yang menampilkan fenomena Idul Daratista dengan goyang ngebornya yang kontroversial itu. Kubu yang menentang adalah Rhoma Irama dkk. Pada awalnya Inul tidak terlalu menarik simpati karena musikalitasnya bagi para penikmat dangdut juga tidak terlalu menarik dan memang sampai sekarang tidak ada singlenya yang melekat dihati penikmat dangdut selain goyang ngebornya itu.
Tapi karena Rhoma Irama sebagai pemimpin kaum kontra Goyang Ngebor yang bertindak terlampau demonstratif membuat simpati penikmat musik yang “netral” dan sangat fluid itu menjadi berubah. Yang semula biasa biasa saja menjadi pro Inul karena bersimpati dengan figur yang teraniaya.
Bahkan saking dahsyatnya fenomena Inul itu sampai melibatkan penikmat musik dari genre yang lain selain dangdut. Banyak penikmat musik pop yang mengaku bahwa sebelumnya mereka tidak suka dangdut tapi setelah melihat Inul mereka jadi suka dangdut. Sungguh dahsyat dan bukan tidak mungkin perilaku yang sama juga terjadi pada fenomena Kangen Band kali ini, artinya dulu orang yang tidak terlalu suka akhirnya menjadi suka karena simpati.
Perlu diwaspadai untuk tidak bertindak berlebihan hingga bisa menimbulkan kesan Kangen Band teraniaya. Beredarnya musik rap yang penuh cacian dan makian terhadap Kangen Band sungguh suatu tindakan yang kontra produktif. Itu akan mengundang reaksi simpati kepada Kangen Band yang bisa membutakan kenyataan bahwa musikalitas Kangen Band memang kurang memiliki greget.
Orang orang yang bersimpati akan mendengar musik Kangen Band dengan semangat apologetic. Kalau sudah demikian maka sulit sekali menempatkan duduk persoalannya pada tempat yang benar.
Saya sendiri tidak suka dengan musik Kangen Band tapi itu bukan alasan untuk membenarkan saya mencaci maki mereka. Santai sajalah kalau memang tidak suka. Bagi saya Kangen Band bukan harga mati, siapa tahu mereka berubah bisa bikin musik lebih baik lagi.
Sudah sejauh ini saya masih belum masuk ke subtansi permasalahan kenapa Kangen Band disukai dan tidak disukai. Itu (selera musik) merupakan misteri. Bagaimana selera penikmat musik Indonesia tidak bisa didefinisikan tapi bisa diarahkan seperti yang kita lihat berikut ini.
Ketika tahun 80an dimana ada musik berkualitas seperti Fariz RM, Dian Pramana Putra, Vina Panduwinata, Iwan Fals, atau Chrisye tapi juga ada musik yang kurang berkualitas seperti musiknya RH, OM, TJP, AP… ah tidak usahlah saya sebutkan namanya, tidak enak.
Era 90an musik musik yang kurang berkualitas mulai tenggelam dan perhatian mulai ke musisi muda yang berbakat dan menghasilkan musik yang bagus seperti Kla Project, Kahitna, Slank, Dewa19, PADI dst.
Apalagi kemudian era 2000an dimana banyak sekali musisi musisi muda berbakat lahir seperti The Groove, Sheila On 7, Ungu, Samsons, Peterpan, Maliq & d’esential dll.
Usaha yang dilakukan oleh para musisi senior dan praktisi musik seperti wartawan, pengamat, kritisi, radio, televisi dan bahkan pemerintah dalam memberi ruang dan motivasi bagi musisi muda untuk menghasilkan karya yang berkualitas terasa membawa hasil.
Yang ingin saya sampaikan adalah penikmat musik itu memiliki selera yang liar dan tak bisa didefisinikan karena dia senantiasa berubah. Adalah tugas praktisi musik untuk mengarahkan ke arah yang lebih maju dan berkualitas.
Kini setelah hasil dari sekian dekade tanda tanda ke arah yang lebih baik mendapat tantangan dari keadaan itu sendiri. Mulai dari ancaman ambruknya industri rekaman sampai pada ingin mencapai sukses secara instant dari musisi muda dengan mengikuti berbagai macam kontes yang tidak kredibel ditelevisi itu.
Ini semua ancaman bagi perkembangan musik Indonesia. Perusakanya seperti efek domino. Bajakan dimana mana membuat major label mudah melihat mana musik yang digemari dan mana musik yang kurang digemari terlepas dari apakah musik itu berkualitas atau tidak.
Kita tidak bisa menyalahkan publik penikmat musik dengan alasan memang selera mereka begitu karena sekali lagi selera musik itu bersifat bebas, tidak bisa ditetapkan dan tidak boleh dibiarkan lari kearah yang lebih rendah. Adalah tanggung jawab kita semua untuk membentuk selera musik masyarakat Indonesia kearah yang lebih berkualitas.
Itulah sebabnya saya memahami para Music Director radio radio di Jakarta yang mengeluarkan maklumat bahwa stasiun radio mereka tidak dapat memutar lagu lagu Kangen Band.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar